Senin, 29 Oktober 2012
Propinsi Jawa Tengah terletak di Pulau Jawa dan beribukota di
Semarang. Terbagi menjadi 35 kabupaten dan kota. Jawa Tengah memiliki
adat istiadat dan budaya yang unik. Jawa Tengah dikenal sebagai
“jantung” budaya Jawa.
Gambar diatas diambil saat saya melakukan observasi secara langsung di Taman Mini Indonesia Indah.
Rumah Joglo (Provinsi Jawa Tengah)
Rumah adat di Indonesia bermacam-macam bentuknya dan mempunyai nilai
seni masing-masing. Karena rumah merupakan suatu yang sangat penting,
selain sebagai tempat tinggal rumah berfungsi untuk melindungi dari
tantangan alam dan lingkungannya. Kita juga dapat melakukan aktivitas
penting didalamnya, tidak hanya diluar rumah saja.
Coba kita lihat salah satu dari rumah adat yang ada di Indonesia, yaitu
rumah adat Jawa. Rumah Jawa ldbih dari sekedar tempat tinggal.
Masyarakat Jawa lebih mengutamakan moral kemasyarakatan dan kebutuhan
dalam mengatur warga semakin menyatu dalam satu kesatuan.
Contohnya saja kita lihat rumah adat dari Provinsi Jawa Tengah yaitu
rumah joglo. Joglo merupakan rumah adat Jawa Tengah yang terbuat dari
kayu. Rumah bentuk ini mempunyai nilai seni yg cukup tinggi dan hanya
dimiliki orang yang mampu. Pada masa lampau masyarakat jawa yang
mempunyai rumah joglo hanya kaum bangsawan seperti sang pangeran dan
kaum orang yang terpandang, karena rumah ini butuh bahan bngunan yang
lebih banyak dan mahal dari pada rumah bentuk lain. Di zaman yang
semakin maju ini rumah joglo digunakan oleh segenap lapisan masyarakat
dan juga untuk berbagai fungsi lain, seperti gedung pertemuan dan
kantor-kantor.
Pada dasarnya, rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar. Pada mulanya
bentuk ini mempunyai empat pokok tiang di tengah yang di sebut saka
guru, dan digunakan blandar bersusun yang di sebut tumpangsari. Blandar
tumpangsari ini bersusun ke atas, makin ke atas makin melebar. Jadi
awalnya hanya berupa bagian tengah dari rumah bentuk joglo zaman
sekarang. Perkembangan selanjutnya, diberikan tambahan-tambahan pada
bagian-bagian samping, sehingga tiang di tambah menurut kebutuhan.
Selain itu bentuk denah juga mengalami perubahan menurut penambahannya.
Perubahan-perubahan tadi ada yang hanya bersifat sekedar tambahan biasa,
tetapi ada juga yang bersifat perubahan konstruksi.
Sirkulasi keluar masuknya udara pada rumah joglo sangat baik karena
penghawaan pada rumah joglo ini dirancang dengan menyesuaikan dengan
lingkungan sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai bentuk atap
yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak antara lantai dengan
atap yang semakin tinggi dirancang bukan tanpa maksud, tetapi tiap-tiap
ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-tahap dalam
pergerakan manusia menuju ke rumah joglo dengan udara yang dirasakan
oleh manusia itu sendiri.
Ciri khas atap joglo, dapat dilihat dari bentuk atapnya yang merupakan
perpaduan antara dua buah bidang atap segi tiga dengan dua buah bidang
atap trapesium, yang masing-masing mempunyai sudut kemiringan yang
berbeda dan tidak sama besar. Atap joglo selalu terletak di
tengah-tengah dan selalu lebih tinggi serta diapit oleh atap serambi.
Bentuk gabungan antara atap ini ada dua macam, yaitu: Atap Joglo Lambang
Sari dan Atap Joglo Lambang Gantung. Atap Joglo Lambang Sari mempunyai
ciri dimana gabungan atap Joglo dengan atap Serambi disambung secara
menerus, sementara atap Lambang Gantung terdapat lubang angin dan
cahaya.
Rumah adat joglo yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan karya
seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai wujud dan
kebudayaan daerah yang sekaligus merupakan salah satu wujud seni
bangunan atau gaya seni,bahan bangunanya pun terdiri dari bahan-bahan
yang berkualitas dan cukup mahal harganya, bangunanya pun sangat kokoh
dengan pondasi yang sangat kuat oleh karena itu rumah ini sangat
istimewa bagi adat jawa dan sangat dijaga kelestariannya sampai saat
ini. Oleh karena itu rumah joglo adalah salah satu rumah yang
berpengaruh bagi kelestarian adat daerah yang ada di Indonesia meskipun
adat-adat daerah lain banyak juga yang mempunyai rumah adat yang
mempunyai seni tersendiri.
Gambar diatas diambil saat saya dan kelompok melakukan observasi secara langsung di Taman Mini Indonesia Indah.
Tari Gambyong (Provinsi Jawa Tengah)
Gambyong merupakan tarian khas Jawa Tengah yang biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu.
Tarian ini merupakan sejenis tarian pergaulan di masyarakat. Ciri khas
pertunjukan Tari Gambyong, sebelum dimulai selalu dibuka dengan gendhing
Pangkur. Tariannya terlihat indah dan elok apabila si penari mampu
menyelaraskan gerak dengan irama kendang. Sebab, kendang itu biasa
disebut otot tarian dan pemandu gendhing.
Pada zaman Surakarta, instrumen pengiring tarian jalanan dilengkapi
dengan bonang dan gong. Gamelan yang dipakai biasanya meliputi gender,
penerus gender, kendang, kenong, kempul, dan gong. Semua instrumen itu
dibawa ke mana-mana dengan cara dipikul.
Umum dikenal di kalangan penabuh instrumen Tari Gambyong, memainkan
kendang bukanlah sesuatu yang mudah dan harus mempunyai jiwa seni yang
tinggi yang dapat mengikuti irama sampai kedalam perasaan pengendang
tersebut. Pengendang harus mampu jumbuh dengan keluwesan tarian serta
mampu berpadu dengan irama gendhing. Maka tak heran, sering terjadi
seorang penari Gambyong tidak bisa dipisahkan dengan pengendang yang
selalu mengiringinya. Begitu juga sebaliknya, seorang pengendang yang
telah tahu lagak-lagu si penari Gambyong akan mudah melakukan
harmonisasi.
Batik-Tulis Pekalongan (Provinsi Jawa Tengah)
Pakaian adat Jawa Tengah adalah Batik.Kita akan mudah menemukan batik
di Propinsi ini karena dua diantara wilayahnya merupakan sentra
penghasil batik.Solo dan Pekalongan adalah daerah penghasil batik yang
telah memberikan kontribusi positif untuk melestarikan budaya bangsa.
Batik adalah suatu hasil karya yang tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia. Di berbagai wilayah Indonesia banyak ditemui daerah-daerah
perajin batik. Setiap daerah pembatikan mempunyai keunikan dan kekhasan
tersendiri, baik dalam ragam hias maupun tata warnanya oleh karena itu
kita harus menjaga kelestarianya. Dan salah satu daerah itu adalah
Kabupaten Pekalongan. Batik di Pekalongan dapat dikategorikan sebagai
batik pesisir yang mempunyai ciri khas pada motif kain hiasnya yang
bersifat naturalis dan kaya warna. Ciri khas inilah yang memberikan
identitas tersendiri bagi batik-tulis Pekalongan yang berbeda dengan
batik lainnya, seperti batik-tulis Yogya atau Solo.
Lagu Daerah (Provinsi Jawa Tengah)
Lir Ilir – Provinsi Jawa Tengah
Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar
Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira
Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suraka surak hiyo
Lir Ilir adalah lagu daerah Jawa Tengah, nada dasar naturel (C), birama
2/4 dengan tempo alegretto. Lagu ini menggunakan bahasa Jawa dan sering
dinyanyikan dengan iringan musik gamelan.
Lir ilir, judul dari tembang di atas. Bukan sekedar tembang dolanan
biasa, tapi tembang di atas mengandung makna yang sangat mendalam.
Tembang karya Kanjeng Sunan ini memberikan hakikat kehidupan dalam
bentuk syair yang indah.
Makanan Khas Semarang (Provinsi Jawa Tengah)
Bandeng presto adalah makanan khas Indonesia yang berasal dari daerah
Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini dibuat dari ikan bandeng yang
dibumbui dengan bawang putih, kunyit dan garam. Ikan bandeng ini
kemudian dimasak pada alas daun pisang dengan cara presto. Presto adalah
cara memasak dengan uap air yang bertekanan tinggi. Karena ikan bandeng
terkenal memiliki banyak duri, bandeng presto adalah makanan yang
digemari karena dengan cara masak presto duri-duri ini menjadi sangat
lunak. Sehingga dapat dinikmati dengan lebih mudah.
..Pesan yang saya sampaikan..
“Kita harus bangga sebagai warga Negara Indonesia yang kaya akan
beraneka ragam budaya yang dimiliki dari setiap propinsi, yang
didalamnya mencakup: adat istiadat, kesenian, makanan, wisata,
peninggalan-peninggalan bersejarah, dll. Kita sebagai generasi muda yang
bertanggung jawab atas kelestarianya harus menjaga agar kebudayaan
tidak terancam punah dan tidak dicuri oleh negara lain”.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar